Dies Natalis 54th ISBI Bandung, “Ngindung ka Waktu, Mibapa ka Jaman”
- Written by Humas ISBI Bandung
- Published in Berita ISBI Bandung
- Hits: 214
- Print, Email
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menyelenggarakan perayaan Dies Natalis yang ke 54. Dengan mengusung filosofi Sunda sebagai tema “Ngindung ka Waktu, Mibapa ka Jaman” yang memiliki arti menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa tercerabut dari akar budaya sendiri. Tema ini menjadi pesan pentingnya kemampuan beradaptasi dalam era yang berubah dengan cepat, terlebih dengan kemajuan teknologi. Meskipun ISBI Bandung berlokasi di Jawa Barat dan memiliki fokus kajian terhadap seni budaya lokal, akan tetapi sangat penting untuk terus mengkontekstualkannya dalam kondisi kekinian. Sejak dulu, masyarakat Sunda adalah masyarakat yang memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap berbagai perubahan di sekelilingnya. Namun demikian, dalam prosesnya mengikat kuat pada akar budaya sendiri menjadi sangat penting agar nilai-nilai, pandangan hidup dan kekhasan budaya yang menjadi identitas kita tidak hilang. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan zaman harus mewujud dalam proses berkarya, berinovasi, juga dalam proses belajar mengajar. Hanya dengan kemampuan beradaptasi itu kita akan mampu “ngigelan” zaman, menjadi subjek atau pemain dalam arus perkembangan zaman. Berbagai macam acara digelar untuk memeriahkan perayaan dari tanggal 5 Oktober hingga 17 November 2022.
Dies Natalis 54th ISBI Bandung diawali dengan Pameran Seni Rupa dan Film yang digelar selama 3 hari, dari tanggal 5 hingga 7 Oktober 2022. 50 karya mahasiswa dan alumni yang ikut serta dalam Pameran Seni Rupa dan Film memenuhi selasar Gedung Kesenian Sunan Ambu, ISBI Bandung.
Pada tanggal 6 Oktober 2022, Ketua Senat ISBI Bandung, Prof. Dr. Anis Sujana, SST., M.Hum. secara resmi membuka rangkaian acara Dies Natalis 54th ISBI Bandung pada Sidang Terbuka Senat Akademik yang dilaksanakan di GK. Sunan Ambu.
Pada pidato pembukaan, Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati S.Sen., M.Hum menyampaikan bahwa tahun ke tahun, prestasi ISBI Bandung kian meningkat. Capaian program belajar mengajar diraih dengan meningkatnya lulusan yang mendapatkan predikat terpuji, Program MBKM yang diminati mahasiswa, penyelesaian kurikulum MBKM, pelaksanaan KKN ISBI Bandung yang tersebar di berbagai daerah termasuk KKN kebangsaan, penelitian dengan pengembangan skema, meningkatnya desa binaan, perolehan hak intelektual, penulisan jurnal nasional dan internasional, serta rekognisi dosen keterlibatan dalam kebijakan publik bidang kebudayaan.
Orientasi tersebut memberikan kesempatan untuk membaca peluang dalam berbagai sektor. Kemenprakeraf adalah sektor yang relavan untuk mengimplementasikan potensi ISBI Bndung dalam pengembangan pariwisata ekonomi kreatif.
“Melalui pendekatan seni dan pengembangan pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan, ISBI Bandung dapat menjadi garda terdepan memajukan pariwisata budaya,” sambung Dr. Retno.
Dalam pidatonya, Rektor ISBI Bandung menyampaikan kepada Gubernur Jawa Barat agar kepatutan lahan PTN menjadi prioritas untuk ISBI Bandung dapat meningkatkan diri dari satuan kerja ke status yang lebih tinggi.
“Setiap tahun pada masa kepemimpinan sebelumnya, Prof. Een sudah mengajukan proposal namun sampai saat ini realisasinya belum ada,” ujarnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Dies Natalis 54th ISBI Bandung sebagai penguatan ketahanan budaya dan pariwisata, serta menyampaikan doa terbaik untuk kelancaran serangkaian acara yang akan dilaksanakan.
Sidang Terbuka Senat Akademik diakhiri dengan peluncuran buku Culture scape & Creativity. Prof. Dr. Arthur S Nalan, S.Sen., M.Hum selaku editor menyampaikan bahwa membangun atmosfir akademik melalui sejumlah artikel memerlukan perjuangan yang sangat menantang. Rektor ISBI Bandung saat ini mendorong semua dosen, mahasiswa, dan alumni untuk menyumbangkan artikel sesuai dengan Culture Scape and Creativity untuk membaca budaya dan kreativitas seni didalam konteks akademis baik dari peneliti, alumni, maupun mahasiswa yang menunjukkan bagaimana seniman menyampaikan gagasan dan aktifitasnya.
Setelah sidang berakhir, kemeriahan dilanjut dengan penampilan Rampak Kohkol “Tangara ISBI” yang artinya tanda atau ciciren, mengandung makna untuk mewujudkan ISBI Bandung yang Mi Indung ka Waktu dan Mibapa ka Jaman, ISBI Bandung harus selalu menjadi trendsetter dan harus memberi tanggara pada khalayak dan harus selalu update dalam memajukan kebudayaan. Rampak ini akan memainkan pola-pola ritmik permainan kohkol konvensional, dikolaborasikan dengan musik elektronik dan perkusi etnik lainnya seperti bedug, tarawangsa tarompet, karinding dan vokal (beluk). Penampilan ini dimeriahkan oleh 300 mahasiswa-mahasiswi ISBI Bandung.
Selain itu, ada juga Sunan Ambu Fashion Show yang menampilkan rancangan busana dari alumni ISBI Bandung, Popong Sopia, S.Sn. yang merupakan owner dari Evoy Production. Busana ini merupakan sebuah representasi dua entitas besar manusia, yaitu laki-laki dan perempuan yang beroposisi dan larut dalam ekspresi dengan busana inovasi. Melalui karya ini, Evoy Production menggagas sebuah ide kreatif yang berbasis kearifan lokal menjadi visualisasi kekinian untuk menyatukan dualism entitas agar memiliki tingkatan dan kapasitas yang sama sehingga melahirkan nilai estetis yang tinggi.
Kemeriahan Dies Natalis ke 54 ISBI Bandung di hari itu ditutup dengan teater boneka “Den Kisot” di GK. Dewi Asri pada pukul 19.30 WIB. Teater boneka “Den Kisot” yang digagas oleh Goenawan Mohamad dan disutradarai oleh Endo Suanda ini terinspirasi dari novel Don Quixote karya Miguel de Servantes namun pada pentas ini namanya diubah menjadi Den Kisot dari tanah Sunda yang akan pergi berperang melawan kebathilan dan hoax.
Terima Kasih, Salam Seni dan Budaya!!
ISBI Bandung
Centre of Creativity based on
Empowering Cultural Zone