Tribute To Emmeril Kahn Mumtadz, Dosen & Mahasiswa ISBI Bandung Sulap Limbah Karangan Bunga Jadi Karya Seni
Haul untuk mengenang kepergian putra sulung Gubernur Jawa Barat Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D yaitu Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) digelar pada hari Jumat dan dihadiri oleh sejumlah kepala daerah Jawa Barat yang bertempat di GOR Saparua, Kota Bandung (26/5/2023). Acara ini diawali dengan doa bersama, launching buku 'Cuma Rindu' yang ditulis Ibu Atalia Praratya, serta apresiasi karya.
Kepergian Eril meninggalkan ribuan karangan bunga yang menghiasi Gedung Pakuan di akhir Mei 2022. Tiga bulan setelah berpulangnya Eril, salah seorang dosen Seni Rupa Murni FSRD ISBI Bandung Gabriel Aries, S.Sn., M.Sn, pada mulanya diajak langsung oleh Pak Ridwan Kamil atau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Kang Emil untuk mengkreasikan ribuan karangan bunga tersebut. Tanpa berpikir lama, ia langsung menerima tawaran dari Kang Emil. Menurutnya, karangan bunga merupakan simbol doa dan simpati dari kerabat atau masyarakat untuk Eril. Sangat disayangkan jika itu hanya akan menjadi sampah. Apalagi banyak karangan bunga yang terbuat dari plastik dan gabus sintetis. Namun di tangan Pak Gabriel, karangan bunga tersebut disulap menjadi karya seni yang indah dan bermanfaat bagi orang banyak. Ia pun mengajak beberapa perwakilan mahasiswa seni rupa murni FSRD ISBI Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Nasional (ITENAS) untuk ikut serta dalam proses kreatifnya.
"Total ada 1.900-an karangan bunga. Spirit karangan bunga itu kan simbolik simpati publik terhadap kepergian almarhum. Cuma secara sosial kita tidak diedukasi bahwa (limbah) itu punya dampak buruk untuk lingkungan. Sebenarnya spiritnya baik, doanya baik, cuma aplikasinya yang merubah bentuk karangan bunga sehingga terjadi sampah yang menumpuk,” ujar Pak Gabriel.
Beliau menjelaskan pada prosesnya, ternyata bunga segar yang digunakan pada setiap karangan bunga hanya sekitar 10-20% saja, sedangkan sekitar 80-90% menyisakan material lain yang jumlahnya sangat banyak, diantaranya busa tipis (PE Foam), styrofoam, bambu, serta bunga kertas warna-warni. Sampah karangan bunga tersebut pada awalnya mengalami proses eksplorasi material terlebih dahulu guna memastikan kekuatannya.
“Ada lima bahan utama dari karangan bunga tersebut yang bisa diolah kembali yaitu styrofoam, busa tipis (PE Foam), bambu, kawat, dan bunga kertas warna-warni. Dari kelima bahan itu yang tidak bisa diolah adalah bunganya karena sudah terlanjur membusuk belum sempat dikeringkan sehingga momentumnya terlewatkan,” jelas Pak Gabriel.
Bahan yang sudah mengalami tahapan eksplorasi material kemudian diubah menjadi bangku taman dan trofi bagi masyarakat inspiratif yang dibagikan dalam acara haul satu tahun meninggalnya Eril.
Pak Gabriel mengatakan selama proses produksi, Kang Emil berpesan agar karya yang dihasilkan punya nilai kebermanfaatan bagi masyarakat.
"Pesan khusus dari Pak Gubernur yang jelas adalah ‘kebermanfaatan yang berlanjut’ itu kata kuncinya sehingga spirit positif Eril terus berlanjut jadi amal jariyah buat almarhum. Bentuknya kita arahkan ke karya yang punya fungsi publik, seperti kursi yang harapan ekspektasinya di lain kesempatan bisa diperbanyak di berbagai ruang publik khususnya di taman dan dibuat trofi juga," tuturnya.
Karya indah yang menyiratkan pesan tentang arti kebaikan, cinta kasih dan kepedulian kepada sesama dan kebermanfaatan hidup, sebagai pengingat bahwa dibalik kesedihan dan kehilangan, ada kekuatan inspirasi yang menghadirkan banyak senyum kebaikan.
